Tentang Menikah

by - March 29, 2020


Genap satu tahun lebih satu bulan menjalani peran sebagai seorang istri. Apakah menyenangkan? Well, lebih banyak menyenangkannya kok, meskipun mustahil bisa senantiasa menyenangkan sepanjang waktu. Apakah mudah? It’s so so so much easier to live alone, I swear. Having different background, education and values make it impossible to have zero problems with your spouse. Pasti ada berantemnya, pasti ada diem-dieman-nya, pasti ada nggak enaknya. Ya ternyata memang begitulah kehidupan pernikahan. But it’s fun and it’s less lonely.

Having someone to share everything with could be overwhelming at times but it could also feels great. Communication, that’s the key. Tanpa komunikasi bagaimana kalian bisa saling memahami satu sama lain? Meskipun hanya komunikasi aja juga masih kurang sih, tetep harus dibumbui dengan kesabaran, pengertian dan banyak hal lainnya, tapi komunikasi tetep jadi kunci pertamanya.

Aku tipe orang yang lebih suka diam dan tidak mengutarakan ketidaksukaan atau kejengkelanku sampai perasaan itu pergi sendiri. Seringnya sih diam lalu berurai air mata saking gak bisanya melampiaskan emosi secara verbal. Since I was in college, I felt that I was always by myself so I didn’t have to explain myself or express my feelings to other people. I just kept it for myself until the feelings were gone. It became a habit which makes communicating my feelings is one of the hardest thing that I’ve ever have to do. And in a relationship, this kind of attitude sucks. Both for me and my spouse. Di sisi lain, Caesar adalah tipe orang yang blak-blakan kalo bicara, mampu dengan cukup mudah mengutarakan perasaannya dan males ribet. Pada awalnya tentu ini menjadi salah satu pemicu pertengkaran di antara kami. Tetapi seiring berjalannya waktu, kami semakin mengenal satu sama lain dan tentunya berusaha mengatasi hal ini. Lebih tepatnya Caesar sih yang lebih banyak mengalah dan membimbing aku buat belajar mengutarakan apa yang aku rasakan kalau lagi emosi. Now it’s not just me but it’s us so there are adjustments that need to be made. We’re still working on this but it’s getting better.

Overall, meskipun bagiku dan Caesar menikah itu menyenangkan tapi kami sama sekali tidak merekomendasikan kalian untuk menikah kalau kalian belum selesai dengan diri kalian sendiri. Marriage needs a lot of work, man, and it’s something that you’re willing to do. You’re volunteering to be a part of someone’s life, in good and in bad. Kalau kalian belum selesai dengan diri kalian sendiri, jangan anggap dengan menikah semua itu akan selesai dengan sendirinya. Puas-puasin deh menyendiri dulu. Take chances, take a master degree, go travelling, meet new people, try to understand yourself better, try something you want to try but too afraid to do. Kalo kalian udah yakin kalian udah bisa berdamai dengan diri kalian sendiri, sudah puas dengan pencapaian-pencapaian yang kalian dapat sekarang dan udah ada calonnya(!), baru mulai pikirkan tentang pernikahan. Pikirin dulu, diskusi sama calon pasangan jangan asal langsung main nikah aja hahaha. Ada sangat banyak hal yang perlu didiskusikan dan diselaraskan sebelum menikah, jadi nggak usah tergesa-gesa. Take your time. You’ll have the rest of your life together once you’re married so don’t rush it.



You May Also Like

1 comments