Genap satu tahun lebih satu bulan menjalani peran sebagai seorang
istri. Apakah menyenangkan? Well, lebih banyak menyenangkannya kok, meskipun
mustahil bisa senantiasa menyenangkan sepanjang waktu. Apakah mudah? It’s so so
so much easier to live alone, I swear. Having different background, education
and values make it impossible to have zero problems with your spouse. Pasti
ada berantemnya, pasti ada diem-dieman-nya, pasti ada nggak enaknya. Ya ternyata
memang begitulah kehidupan pernikahan. But it’s fun and it’s less lonely.
Having someone to share everything with could be overwhelming at times but it
could also feels great. Communication, that’s the key. Tanpa komunikasi
bagaimana kalian bisa saling memahami satu sama lain? Meskipun hanya komunikasi
aja juga masih kurang sih, tetep harus dibumbui dengan kesabaran, pengertian
dan banyak hal lainnya, tapi komunikasi tetep jadi kunci pertamanya.
Aku tipe orang yang lebih suka diam dan tidak mengutarakan ketidaksukaan
atau kejengkelanku sampai perasaan itu pergi sendiri. Seringnya sih diam lalu
berurai air mata saking gak bisanya melampiaskan emosi secara verbal. Since I
was in college, I felt that I was always by myself so I didn’t have to explain
myself or express my feelings to other people. I just kept it for myself until
the feelings were gone. It became a habit which makes communicating my feelings is
one of the hardest thing that I’ve ever have to do. And in a relationship, this
kind of attitude sucks. Both for me and my spouse. Di sisi lain, Caesar adalah
tipe orang yang blak-blakan kalo bicara, mampu dengan cukup mudah mengutarakan
perasaannya dan males ribet. Pada awalnya tentu ini menjadi salah satu pemicu
pertengkaran di antara kami. Tetapi seiring berjalannya waktu, kami semakin
mengenal satu sama lain dan tentunya berusaha mengatasi hal ini. Lebih tepatnya
Caesar sih yang lebih banyak mengalah dan membimbing aku buat belajar
mengutarakan apa yang aku rasakan kalau lagi emosi. Now it’s not just me but
it’s us so there are adjustments that need to be made. We’re still working on
this but it’s getting better.
Overall, meskipun bagiku dan Caesar menikah itu menyenangkan tapi kami sama
sekali tidak merekomendasikan kalian untuk menikah kalau kalian belum selesai
dengan diri kalian sendiri. Marriage needs a lot of work, man, and it’s something
that you’re willing to do. You’re volunteering to be a part of someone’s life,
in good and in bad. Kalau kalian belum selesai dengan diri kalian sendiri,
jangan anggap dengan menikah semua itu akan selesai dengan sendirinya.
Puas-puasin deh menyendiri dulu. Take chances, take a master degree, go
travelling, meet new people, try to understand yourself better, try something
you want to try but too afraid to do. Kalo kalian udah yakin kalian udah bisa
berdamai dengan diri kalian sendiri, sudah puas dengan pencapaian-pencapaian
yang kalian dapat sekarang dan udah ada calonnya(!), baru mulai pikirkan tentang
pernikahan. Pikirin dulu, diskusi sama calon pasangan jangan asal langsung main
nikah aja hahaha. Ada sangat banyak hal yang perlu didiskusikan dan
diselaraskan sebelum menikah, jadi nggak usah tergesa-gesa. Take your time.
You’ll have the rest of your life together once you’re married so don’t rush
it.